Halo semuanya semoga kalian semua sehat ya. Di
artikel berikut ini kita akan membahas “DHCP” waduh apa itu, pasti sebagian dari
kita banyak yang bertanya tanya DHCP itu apa sih gimana cara kerja nya seperti
apa bentuk nya tetapi bagi kalian yang sudah belajar jaringan pasti sudah tahu
karena DHCP ini adalah protocol yang berbasis server/client yang di gunakan
untuk memudahkan kita dalam mengalokasikan IP dalam suatu jaringan.
Topologi DHCP
|
Dynamic Host
Configuration Protocol (DHCP) adalah protokol yang
berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan
pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.
Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP
kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di
jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan
mendapatkan alamat IP
secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak
parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
DHCP dapat didefinisikan
dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force.
DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP).
Pasti kalian bertanya-tanya RFC 2131 itu apa ya. Kita bahas Step By Step ya RFC
itu adalah aturan-aturan yang telah di tetapkan secara umum untuk mengatur semua
proses yang berhubungan dengan internet. Oh gitu ya kalau singkatan RFC apa ya,
RFC itu (Request For Comment) berarti kalau dalam Bahasa Indonesia RFC itu
meminta untuk komentar ya. Iya deh sesuka hati aja. Nah Kalau RFC 2131 apa hayo!
iya ini mau dijawab RFC 2131 adalah aturan atau protokol yang digunakan pada
proses DHCP. Sekarang sudah tahu ya, lanjut.
DHCP
Scope adalah alamat-alamat IP yang
dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan
oleh seorang administrator dengan
menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server.
DHCP
Lease adalah batas waktu penyewaan
alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server.
DHCP
Options adalah tambahan pengaturan
alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client.
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan
arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua
pihak yang terlibat, yakni DHCP Server danDHCP Client.
DHCP server merupakan
sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat
IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa
sistem operasi jaringan seperti Windows NT
Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki
layanan seperti ini.
DHCP client merupakan
mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan
mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem
operasi klien jaringan (Windows 7, Windows 8 atau GNU/Linux)
memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang
diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP
Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk
waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu
penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server
untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan
mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP
server dalam proses empat langkah berikut:
1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request
secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
2. DHCPOFFER:
Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian
menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk
menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada
DHCP Server yang bersangkutan.
4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan
dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment.
Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya)
kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya
akan memulai prosesbinding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan
karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.Empat
tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien
yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang
sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address
renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.Berbeda dengan sistem DNS yang
terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam
sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam
sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP
server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara
dua DHCP servertersebut berbenturan, karena protokol IP tidak
mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP
Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat
klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Semoga bermanfaat ya pembahasan kita kali ini dan kalau artikel
ini sangat bermanfaat mohon share yang dengan teman kalian atau saudara kalian
ok sampai jumpa di artikel berikut nya.
Salam kenal untuk kalian semua
Jangan bosan untuk berkunjung ke blog ini
Silahkan Like and Share Atau comment
ALWAYS POSITIVE
THANK YOU
0 Response to "Belajar Tentang DHCP"
Posting Komentar